Baca Juga
Loading...
Selasa, 09 Februari 2016

Ketika Sang Kekasih Membisu dan Menggetarkan Rindu

Selasa, Februari 09, 2016

Terdengar suara gemuruh bersahut-sahutan, terbelalak mata ini dari pembaringan hina seorang pengangguran sembari terkejut.

Tersirat hati ini berkata "sedang apa dia disana?", ku buka ponsel pintar ini berharap mendapat balasan dari si dia.

Kekecewaan menampar keras di pipi, sudah 5 jam setelah aku mengirim kata demi kata melalui pesan belum juga di balas, jangan kan dibalas dilihat saja tidak.

Biarlah.. barangkali si dia lagi sibuk mengurus kepentingan yang tidak wajib ku ketahui.

Curiga selalu mengintai kemana pun ku pergi, namanya juga cinta, curiga itu sebagai pembuktian aku tak mau kehilangan dia.

Bahkan dalam bilik termenung pun masih saja curiga menggesek relung hati ini, ditambah gemuruh lantak petir yang mendukung suasana lelah hati ini.

Seandainya waktu dapat kubeli, akan ku beli waktu ini agar aku dapat terus bersama-sama dengan dia. Tapi sepertinya bukan hanya kesibukan yang meracuninya, mungkin ada hal lain, apakah orang ketiga ?
Belum dapat dipastikan, biarlah waktu yang menjawab.

Dengan melihat dia senang di dunia nya, sudah cukup mengobati rasa rindu ini padanya, munafik sekali...

Iya ku akui aku memang munafik, tidak mungkin bisa menyelesaikan rindu jika dia saja tidak mau bertemu dan tak pernah bertemu dalam 3 bulan terakhir ini.

Yah sudahlah..
Badan ini segar bugar karena barusan telah membersihkan diri.

Segera bersiap-siap untuk keberangkatan bertemu dengan dia, walau titik-titik air masih tumpah begitu hebatnya, aku tetap memantapkan diriku untuk berkunjung ke tempat dia.

Bermodalkan motor dan alas mantel, ku kencangkan gas kelajuan motor ini, agar dapat membayar rasa rindu ini kepadanya ketika dapat bertemu setelah ini.

Namun... hambatan datang silih berganti, karena hujan yang begitu lebat dan angin kencang, memaksa ku untuk berhenti sejenak sampai sekarang ini.

Aku tak ingin penampilan basah ku membuat eneg dia ketika melihatku.

Aku takut membuat dia kecewa.
Aku dikatakan cemen, takut terhadap wanita. Namun inilah aku berani membayar apapun semampu ku untuk menebus rasa cinta ini padanya.

2 jam berlalu, sepertinya cuaca belum mengizinkan aku untuk segera berangkat ketempat dia.
Bahkan pesan ku sama sekali belum dibaca dan dibalas oleh dia.

Apa salahku?

Jika dapat bertemu saat ini juga. Aku berjanji akan mendengarkan keluh kesah selama 3 tahun bersama ku, apakah aku pernah membuatnya sakit hati, pernah membuat nya kecewa? Dan ingin tahu apa yang dia inginkan dariku?

Yang bisa aku lakukan saat ini hanya berdoa doa dan bersyukur karena telah diberikan hati yang kuat oleh Sang Mahakuasa.

Berjanji aku akan berubah demi dia dan membuatnya senang dengan bersama ku.

Ku panjatkan doa dan rasa syukur ku ini.
Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Bebas berkomentar, asal jangan Berbau SARA, Pornografi, Jual Obat, Promosi MLM DLL.
Pokoknya Jangan Menganggu Suasana Kami Ngopi Disini.
Kami Semua Cinta Damai.

 
Toggle Footer