Ketika aku sedang asik-asiknya membaca dan menyimak beberapa postingan di timeline beranda facebook.
Aku dikejutkan oleh sebuah pemberitaan yang sangat miris dan menyakitkan kita sebagai rakyat Indonesia.
Berita tersebut terkait dengan kurangnya perhatian pemerintah Indonesia terkait pembalap beprestasi kita yaitu Rio Haryanto.
Mungkin pemberitaan ini menjadi lebih hangat diperbincangkan setelah permohonan pendanaan Rio untuk bertarung di GP 1 dikabarkan ditolak secara tak langsung oleh DPR.
Banyak gonjang ganjing netizen terhadap DPR yang dikarenakan tidak menyetujui dana tersebut, yang mungkin menurut DPR tidak terlalu penting untuk di giatkan oleh mereka para penguasa legislatif.
Padahal sebentar lagi Rio Haryanto akan segera memulai pertarungannya di GP 1. Namun kepastian yang di dapat masih abu-abu atau remang-remang.
Banyak pengorbanan dan sifat bakti Rio terhadap negara Indonesia yang mungkin membuat haru ibu pertiwi.
Seperti pada saat Rio menjuarai GP2 di Turkey, banyak yang tidak menyangka terhadap apa yang telah di raih Rio pada saat itu.
Panitia pelaksana GP2 Turkey saat itu yang mestinya harus bersikap profesional, ternyata luput dalam memenuhinya.
Ketika momen terindah Bendera sang saka Merah Putih dikibarkan, yang setelah menyebutkan Rio Haryanto sebagai Juara 1 GP2 Turkey.
Panitia pelaksana telah kecolongan dalam menyajikan Musik Lagu Indonesia Raya. Karena pemikiran mereka pada saat itu tidak menganggap Rio sebagai kandidat pembalap yang berpotensi menjuarai GP 2 Turkey.
Istilah hinanya adalah anak bawang. Sungguh hina bukan? Tapi itulah kenyataan yang harus kita terima.
Jadi panitia berinisiatif dalam menyajikan musik Lagu Indonesia Raya melalui Youtube. Karena pada saat itu lagu Indonesia Raya tidak ada dalam list kepanitiaan.
Jadi bisa kita bayangkan, betapa sakit dan pontang - pantingnya perjuangan Rio dalam mematahkan sejarah kelam olahraga Otomotif Indonesia khususnya F1, yang dengan bangga dan salut kita lontarkan kepada Rio Haryanto yang mampu mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih lebih tinggi dari bendera negara lain, dan dengan pengorbanannya bak pahlawan yang menampar keras dunia untuk membelalakkan mata mereka kepada Indonesia yang secara telak membuktikan dengan baik tanpa melakukan kecurangan apapun dalam memperolehnya.
Atas nama Indonesia, Rio Haryanto melakukan itu semua demi kebanggan diri dalam berkewarganegaraan Indonesia yang mengangkat harkat martabat Indonesia melalui podium terhormat Olahraga otomotif ini.
Melihat apa yang telah dicapai oleh pembalap muda ini, kita sebagai warga Indonesia wajib berbangga kepada Rio, tidak perduli apakah kita menyukai atau tidak olahraga tersebut.
Namun sepertinya prestasi Rio tersebut tidak terlalu membanggakan para elit DPR, sehingga membuat suatu kekompakkan DPR dalam mempertimbangkan pendanaan yang di ajukan.
Padahal dana tersebut bukanlah untuk poya-poya atau hal pribadi, melainkan sebagai anggaran Rio untuk maju menuju GP1.
Sebenarnya issue DPR menolak dana tersebut telah tercium oleh beberapa media, namun dalam hal ini kita tunggu saja, apakah DPR memiliki hati nurani yang nasionalis?
Terdengar kabar burung, bahwa telah ada oknum yang menganjurkan Rio untuk berpindah kewarganegaraan, karena prestasi Rio tidak akan dianggap atau diapresiasi oleh pemerintah terkait, namun tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada Rio, bahkan tidak ada niat untuk mempertimbangkan. Nasionalis bukan?
Belum lagi penghinaan yang dilakukan panitia pelaksanaan GP2 pada saat Rio menjadi juara di F1 inggris.
Mereka menuding Rio melakukan curang, sehingga membuat panitia membokar mobil jawara yang dikendarainya.
Namun kebenaran berpihak kepada Rio, bahwa telah terbukti komponen mobil sesuai dengan apa yang dispesifikasikan GP2, alias tidak curang.
Dari kisah tersebut, kita berharap penuh pada petinggi terkait, untuk segera cepat mengapresiasi apa yang dibutuhkan oleh Rio dalam perjuangan nya mengibarkan Bendera Sang Saka Merah Putih di F1 GP1.
Semoga
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas berkomentar, asal jangan Berbau SARA, Pornografi, Jual Obat, Promosi MLM DLL.
Pokoknya Jangan Menganggu Suasana Kami Ngopi Disini.
Kami Semua Cinta Damai.