Sulit Menemukan Ide dan Menulis Artikel? Ini Solusinya - Jumpa lagi di ngopi bocor. Wah dah kayak reality show saja.
Ngmong-ngomong masalah artikel, pernah enggak kalian ngerasain dengan yang namanya kehabisan ide atau dengan istilah nyangkut segan nulis enggak mau.
Yup.. kehabisan ide menulis itu sah-sah saja, karena memang itulah bumbu penyedap menulis.
Karena melalui kehabisan ide tersebut membuat kita untuk lebih membuka mata lebar-lebar dan berani menatap dunia seraya berkata dunia ini luas.
![]() |
Seperti inikah ekspresi kalian jika kehabisan ide menulis? |
Namun kenyataan nya motivasi tersebut hanya sekedar isapan jempol semata. Seperti yang saya lakukan ketika menulis artikel ini, banyak hambatan yang menghampiri, satu di antaranya malas dan kehabisan ide.
Baiklah.. agar lebih tenang dan fokus dalam mencerna artikel ini,
Mari kita angkat dulu kopi nya, bagi yang belum ada, dipersilahkan untuk membuat kopi nya terlebih dahulu.
Mari kita angkat dulu kopi nya, bagi yang belum ada, dipersilahkan untuk membuat kopi nya terlebih dahulu.
Kita kembali lagi ke pokok pembahasan, bahwa dalam kegiatan tulis menulis baik itu untuk artikel, makalah, laporan dan lain-lain merupakan sebuah aktivitas sistematis dan terstruktur, dimana kita di posisikan untuk meracik kata dalam serangkaian kalimat langsung dari pikiran kita sendiri. Mudah bukan?
Namun kenyataannya, masih terdapat beberapa orang yang kesulitan menulis, salah satunya adalah seorang penulis artikel di internet atau lumrah di sebut blogger, padahal dalam orientasi kesulitan menulis bukan sebagai penilaian baik atau tidaknya tulisan kita, tapi manfaatlah yang sangat di harapkan ketika kita menulis sesuatu. Ada pun manfaat nya dapat di rasakan langsung oleh penulis itu sendiri dan para pembaca.
Banyak faktor yang membuat seorang kesulitan menulis, terlepas dari kata malas, berikut faktor-faktornya.
1. Jarang menulis.
Tidak bisa kita pungkiri lagi, bahwa kemampuan penulis dalam meracik kalimat per kalimat merupakan buah hasil dari kebiasaan menulis, berbeda dengan seorang penulis yang jarang menulis, yang berasumsi bahwa kegiatan menulis dilakukan pada saat ketika artikel ingin di publish.
Nah.. jika seorang penulis memiliki mind set seperti hal yang saya sampaikan di atas, lambat laun akan mengganggu mood penulis dalam aktivitas menulis, sehingga mengurangi ide menulis.
Jadi susunlah jadwal rutin menulis secara tepat menurut kalian, tulis semua fantasy dan imajinasi yang ada di kepala kalian, dan jangan buru - buru memposting, karena ide datang bisa melalui macam-macam draft tulisan yang kita buat.
2. Terperangkap tema / niche
Untuk seorang penulis pemula seperti saya, menulis berdasarkan niche merupakan mimpi buruk tersendiri bagi saya, seolah-olah seperti pemaksaan karakter. Bagaimana tidak? Kita menuntut diri sendiri untuk menuliskan niche berdasarkan nafsu, entah itu nafsu terhadap kunjungan visitor, kata kunci SEO, earning adsense, dan optimasi lainnya. Sehingga menulis yang dulunya hobi berubah menjadi beban.
Untuk seorang penulis pemula seperti saya, menulis berdasarkan niche merupakan mimpi buruk tersendiri bagi saya, seolah-olah seperti pemaksaan karakter. Bagaimana tidak? Kita menuntut diri sendiri untuk menuliskan niche berdasarkan nafsu, entah itu nafsu terhadap kunjungan visitor, kata kunci SEO, earning adsense, dan optimasi lainnya. Sehingga menulis yang dulunya hobi berubah menjadi beban.
Jadi apa yang harus kita lakukan?Baiklah... jika memang hal tersebut benar-benar menghambat atau menyulitkan kita dalan bekreasi dalam menulis, simpan dulu kotak-kotak niche tersebut di dalam lemari, fokus kan disiplin menulis, tulis sesuatu dengan mengalir tanpa beban, jangan takut di cap penulis blog gado-gado.
3. Matre
Untuk matre ini, biasa terjadi kepada blogger, dalam hal niche misalnya, dulu berdasarkan pengalaman, saya selalu membuat tulisan berdasarkan niche pembayaran klik adsense yang termahal, sehingga saat itu saya memutuskan untuk menulis dengan bahasa inggris (notabene bukan keahlian saya) .
Untuk matre ini, biasa terjadi kepada blogger, dalam hal niche misalnya, dulu berdasarkan pengalaman, saya selalu membuat tulisan berdasarkan niche pembayaran klik adsense yang termahal, sehingga saat itu saya memutuskan untuk menulis dengan bahasa inggris (notabene bukan keahlian saya) .
Sehingga di karenakan beban yang begitu menyiksa naluri seorang penulis, hal tersebut membuat saya untuk belajar sedikit tentang cara menulis artikel bahasa inggris dengan baik dan benar. Alhasil sedikit banyak saya mulai paham dengan penulisan artikel berbahasa inggris.
.
Lalu akhirnya saya memantapkan hati untuk segera menulis, 2 sampai 3 postingan berhasil saya posting dengan 700 - 1500 kata. Namun ketika postingan ke 4 dan seterusnya saya merasakan kelelahan karena kurangnya pengetahuan yang saya miliki pada niche yang saya pilih, berhari-hari dan berminggu-minggu saya larut, kebingungan, dan kehabisan ide terhadap konten apa selanjutnya yang ingin saya tulis. Semuanya terasa berbeda ketika di awal menulis, dan penghasilan adsense yang tampak pun tidak memberikan hasil yang memuaskan, boro-boro penghasilan nambah, artikel nya saja tidak memberikan prospek yang baik terkait ramai nya pengunjung.
Lalu akhirnya saya memantapkan hati untuk segera menulis, 2 sampai 3 postingan berhasil saya posting dengan 700 - 1500 kata. Namun ketika postingan ke 4 dan seterusnya saya merasakan kelelahan karena kurangnya pengetahuan yang saya miliki pada niche yang saya pilih, berhari-hari dan berminggu-minggu saya larut, kebingungan, dan kehabisan ide terhadap konten apa selanjutnya yang ingin saya tulis. Semuanya terasa berbeda ketika di awal menulis, dan penghasilan adsense yang tampak pun tidak memberikan hasil yang memuaskan, boro-boro penghasilan nambah, artikel nya saja tidak memberikan prospek yang baik terkait ramai nya pengunjung.
Singkat kata kejadian tersebut membuat saya vakum beberapa bulan dari dunia tulis menulis artikel.
Dari pengalaman di atas, saya beranggapan bahwa dalam menjadi penulis artikel perlu mengedepankan kualitas diri terlebih dahulu, dengan selalu menggali potensi diri terhadap bahan yang akan di tulis, buang jauh-jauh sifat matre, karena kelak akan ada saatnya profesionalitas kita dalam menulis memberikan profit yang baik.
4. Kebiasaan menulis yang monoton
Dalam kebiasaan menulis seorang penulis, tentu memiliki tipikal yang berbeda-beda, ada yang terbiasa menulis di laptop, kertas, smartphone dan sebagainya.
Pernahkah kalian sadari, kesulitan kalian dalam membuat artikel tulisan dikarenakan kebiasaan-kebiasaan yang saya sebutkan di atas?
Banyak pakar-pakar penulis, menghimbau;
ciptakan suasana nyaman mu dalam menulis artikelSuasana nyaman yang dimaksudkan adalah suasana yang benar-benar dapat menstimulus ide kreatif kita dalam menulis, karena tidak melulu seorang penulis menuliskan artikelnya di sebuah ruangan yang penuh rak buku, kiri kanan tersedia komputer laptop, banyak terdapat kertas, tertutup dan sunyi. Saya anggap suasana seperti itu mungkin hanya ada di film-film saja, heheheh.
Jadi... cobalah belajar untuk mendengarkan kata hati dan keinginan dalam memillih tempat menulis, siapa tahu dengan kalian mengikuti kata hati, kalian menemukan ide yang pas untuk ditulis. Karena tidak semua orang bisa menulis di tempat yang sunyi begitu juga sebaliknya.
Sebagai contoh, 80% saya melakukan drafting tulisan diluar rumah, (bahasa anak gaulnya hunting). jika kata hati saya ingin nongkrong ke rumah sakit, saya akan menyempatkan waktu untuk kerumah sakit, jika ingin ke bandara saya akan menyempatkan juga ke bandara, hal tersebut terus saya lakukan sebagai latihan menulis atau bisa dikatakan diary.
Tentu kalian bertanya, apakah dengan begitu kita harus membawa kemana saja laptop dimana pun kita berada?Tidak juga, malahan saya terbiasa menulis menggunakan smartphone, dengan menggunakan aplikasi bawaan smartphone seperti notepad, memo, pesan teks, atau blogger seluler bila perlu, dan jika ada peristiwa aneh atau kiranya headline yang pantas untuk dibahas, saya tuliskan kedalam media yang saya sebut barusan. lalu saya simpan sebagai draft.
Dengan demikian ide menulis ngantri di otak saya, walaupun tidak semuanya menjadi bahan postingan blog.
Lalu bagaimana dan kapan baiknya melakukan publishing atau optmasi?Untuk publishing, saya tidak muluk-muluk cukup minimal 1 artikel 1 hari, dan itu cukup dilakukan 1 - 2 jam saja didepan laptop sembari melakukan pengeditan artikel dan optimasi lainya, dan hal tersebut sangat leluasa dilakukan di dalam kamar tercinta.
5. Jangan terlalu merisaukan SEO
Point yang satu ini merupakan ganjalan terbesar bagi para penggiat artikel blog, banyak yang terperangkap akan sibuknya optimasi SEO, baik itu untuk SEO On page dan Off page, termasuk saya sendiri, hehehe.
Namun sebenarnya tidak perlu lah terlalu maniak dalam optimasi SEO, cukup kalian terapkan pengadaan meta tag description, keyword, LSI, submit google webmaster, dan bing webmaster, jika sudah diterapkan apa yang harus dilakukan? yahh lanjut menulis artikel.
Ingat... sebentar lagi kita akan menginjak tahun 2016, dimana algoritma google 2016 hanya membutuhkan penyampaian informasi yang faktual, tajam dan padat, yang lain-lain itu hanya bonus.
Terkait dengan algoritma google, pernah enggak kalian melihat halaman google suport yang tulen membahas masalah SEO?
Yup... tidak ada, jika ada pun hanya sebatas tahu dan pemberitahuan saja.
Jadi mengapa kalian masih merisaukan masalah SEO?Saya sarankan jangan terlalu dipusingkan dengan yang masalah SEO, karena hal tersebut hanya menghambat ide dan kreatifitas, perbanyak konten yang ada, tambah informasi yang ada, jangan gengsi dengan blog gado-gado. Yang penting tidak copas, plagiat, dan AGC.
Perlu diketahui, jika kelak artikel kalian sudah mencapai 500 + postingan original, saya yakin blog kalian akan kuat bertengger di puncak google. Nah di fase inilah kalian harus gencar mengoptimasi SEO agar mampu bertahan dengan blog-blog website lainnya.
Bagaimana? Ayo... angkat dulu kopinya biar adem.. :)
Sampai disini apakah penyampaian saya dapat dicerna? maklum kita sama-sama belajar terkait dalam menulis sebuah artikel, Jujur saja, saya membuat / drafting postingan ini membutuhkan waktu selama 3 hari, cukup lama bukan?
Walaupun sepertinya postingan ini dibuat dengan benar-benar serius dan teliti dalam pemilihan kata perkalimat susunan makna perbaris dan peralinea, namun saya rasa masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu saya berkesimpulan, bahwa dalam hal menulis artikel dibutuhkan suatu proses yang tidak gampang dan cepat, dibutuhkan suatu kesabaran, fokus dan keinginan yang kuat. Lakukan apa yang terbaik menurut hati kecil kalian ketika ingin menuliskan sesuatu.
Pokoknya jangan membebani diri, tirulah faham air mengalir.
Demikian artikel kali ini yang membahas tentang Sulit menemukan ide dan menulis artikel, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat lahir dan batin bagi kalian semua.
Ingat jangan ngopi tanpa ngopi bocor.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya. :)
0 komentar:
Posting Komentar
Bebas berkomentar, asal jangan Berbau SARA, Pornografi, Jual Obat, Promosi MLM DLL.
Pokoknya Jangan Menganggu Suasana Kami Ngopi Disini.
Kami Semua Cinta Damai.